Kepastian Hukum Alam

Masalah takdir tidaklah sesederhana seperti yang diperkirakan. Ini tidak hanya menyangkut ketetapan aspek fisika atau rotasi dan evolusi bumi saja, tetapi juga menyangkut ketetapa-ketetapan aspek berpikir serta aspek sosial yang tampaknya demikian abstrak. Pendapat-pendapat yang menyatakan bahwa hal tersebut "abstrak" dan banyak faktornya, adalah contoh buah pemikiran yang tidak tuntas atau jalan pintas untuk menutupi ketidakmampuan dalam membaca persoalan manusia. mereka telah terpengaruh dengan literatur-literatur yang tidak berorientasi pada kebenaran Al Qur'an yang sesungguhnya.

Ini disebabkan karena apa yang dilakukan oleh tangan-tanganmu lebih dulu.Allah tidak pernah menganiaya hamba-hamba-Nya. (QS Ali 'Imran 182).

Takdir akan ketetapan ilmu sosial pun sebenarnya ilmu pasti, hukum-hukumnya, seperti sebab akibat yang ditimbulkan dari suatu pemikiran atau tindakan pun bersifat pasti, yang tidak pasti itu adalah pilihan manusianya bukan hukum-hukum sosialnya.

Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Begitu juga belas kasih yang tulus selalu mengalir kepada orang yang rendah hati. Sangat jarang belas kasih diberikan kepada orang yang sombong dan kuat, kecuali tentu saja ada maksud-maksud tertentu yang tersembunyi di belakangnya. Ketetapan Allah inilah yang kadang lepas dari perhatian kita. Dan hal-hal tertentu itu jumlahnya sangat banyak, namun tetap masih bisa diprediksi dengan ilmu pengetahuan dalam Al Qur'an.

Ketetapan Allah itu adalah suara-suara hati, dorongan-dorongan mendasar yang berasal dari sifat-sifat Allah SWT (Asmaul Husna). Namun harus diingat bahwa setiap orang memiliki prioritas-prioritas yang berbeda untuk menentukan tindakan dan pemikiran seperti apa yang akan dilakukan. Setiap dorongan fitrah itu, pastilah bersumber dari salah satu sifat Allah atau lebih, yang dipilih secara bebas oleh setiap manusia. Di sanalah letak perbedaan manusia yang sesungguhnya, yaitu sebuah kepentingan. Di sanalah sering terjadi perbedaan pendapat, bahkan sanggup menimbulkan peperangan antar bangsa dan menelan jutaan nyawa manusia.

Ilmu sosial merupakan ilmu yang lebih kompleks dibandingkan dengan gejala-gejala alamiah yang menjadi obyek ilmu pasti. Ilmu sosial mempelajari tingkah laku manusia beserta gejala-gejala sosial yang ditimbulkannya. Dengan tidak mengesampingkan penelitian terlebih dahulu, bahwa sebenarnya dalam Al Qur'an itulah terdapat formula yang dapat menjelaskan dan menjadi solusi bagi gejala sosial, dalam hal ini obyek pengamatan sosial.

Seandainya ilmu sosial itu tidak didekati dengan pendekatan ilmu pasti, bagaimana mungkin manusia akan bisa memprediksi masa depan yang sangat tergantung pada lingkungan sosialnya itu. Bukankah Allah itu Maha Adil? Dan pada kenyataannya, banyak orang berhasil dalam membangun lingkungan sosialnya? Membangun perusahaan raksasa dengan penuh perhitungan dari aspek sosialnya? Dan  itu artinya, manusia memiliki kepastian masa depan dengan ketetapan-ketetapan sosial yang telah dirancang oleh Allah SWT melalui Al Qur'an. Kebebasan manusia untuk memilihlah jawabannya.

Hai orang yang beriman! Taatlah kepada Allah, dan taatlah kepada Rasul, dan orang-orang yang berkuasa di antara kamu. Dan bila kamu berselisih tentang sesuatu dikalanganmu sendiri, hendaklah kamu mengembalikannya kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya). Jika kamu beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, itu lebih baik dan penyelesaian yang paling indah. (QS An Nisaa' 59).