Pemimpin Abadi

 Saat ini memang ada pemimpinyang sudah dicintai, dipercaya, dan juga pembimbing yang baik, namun apabila terbukti atau dirasakan tidak sesuai lagi dengan hati nurani manusia. Ketika suara hati ada hal-hal yang tidak beres dan tidak sesuai, maka manusia yang telah dikaruniai hati sebagai 'radar' oleh Tuhan, akan dengan mudah mendeteksi hal tersebut.

Sifat ajaran Nabi Muhammad SAW dan prinsipnya adalah mengarahkan orang kepada kebenaran, kebaikan, kemajuan, dan keberhasilan. Metode ilmiah demikian ini yang mampu memberikan kemerdekaan berpikir dan tidak menentang kehendak hati nurani yang bebas, serta tanpa adanya unsur pemaksaan yang menekan perasaan adalah metode terbaik yang pernah ada di muka bumi khususnya di bidang kepemimpinan dan akhlak. Semua terasa begitu sesuai dengan suara hati; begitu cocok dengan martabat kehormatan manusia; sangat menjunjung tinggi hati dan pikiran manusia; sekaligus membersihkan belenggu yang senantiasa membuat manusia menjadi buta.

Kau (Muhammad) sungguh punya budi pekerti yang agung (QS Al Qalam 4).

Semakin kita cermati kepribadiannya, ajaran serta nasihatnya, maka pemimpin yang tergolong pada kriteria pemimpin abadi, akan terasakan bahwa kepribadian, ajaran serta nasihatnya mengalir begitu alamiah. Pemimpin seperti ini sangat menjunjung tinggi harkat martabat manusia, dan niscaya apabila kita menganut prinsip kebenaran, tentulah mampu merasakan aroma kebenarannya. Hal ini hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang telah berpikiran dan berhati jernih. Tingkat pemimpin abadi yang cara berpikir dan pengaruhnya akan terus berjalan sampai akhir zaman dan inilah Nabi Muhammad SAW yang telah meletakkan dasar-dasar pemimpin abadi yang mampu membangun peradaban baru, yaitu peradaban yang sesuai fitrah manusia.

Nabi Muhammad SAW berhasil memimpin dunia dengan suara hatinya, dan diikuti pula oleh suara hati pengikutnya. Ia bukan hanya seorang pemimpin manusia, namun ia adalah pemimpin segenap hati manusia. Ia adalah pemimpin abadi.

Berkata orang-orang tiada beriman: "Mengapa tiada diturunkan kepadanya (Muhammad) sebuah mukjizat dari Tuhannya?" Jawablah : " Allah membiarkan sesat siapa yang Ia kehendaki, dan membimbing orang yang bertaubat kepada-Nya." (QS Ar Ra'd 27).