Membangun Misi Kehidupan

Begitu banyak contoh-contoh penetapan misi yang dibuat manusia, yang akhirnya berujung pada kehancuran. Penetapan misi yang terjadi dewasa ini, umumnya dibentuk berdasarkan logika saja, namun seringkali mengabaikan suara hati. Akibatnya, terjadi doktrin yang menghasilkan langkah-langkah tidak manusiawi.

Tuhan kami! Kaulah yang akan menghimpun manusia menjelang hari yang tiada diragukan adanya. Sungguh Allah tiada pernah menyalahi janji. (QS Ali' Imran 9).

Contoh-contoh kehancuran paham kapitalisme, komunisme, serta paham lainnya yang telah mengabaikan suara hati manusia tersebut telah membuktikan bahwa langkah penetapan misi tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena dibutuhkan pemikiran mendalam dan sangat hati-hati. Misi itu hendaknya tidak terpaku pada aspek kognitif atau logika otak saja, tetapi juga mampu memberikan 'koridor' lainnya yang sejalan dengan suara hati serta fitrah manusia.

Suara hati sebenarnya berasal dari sifat-sifat Allah SWT yang ditiupkan kedalam jiwa setiap manusia. Ia bersifat universal dan berfungsi sebagai petunjuk. Oleh karenanya, penetapan misi secara efektif bukanlah dibuat berdasarkan logika manusia semata, tetapi juga bersumber dari Tuhan Sang Pencipta Alam. Seperti kata Frankl : "Semua orang memiliki panggilan khusus atau misi dalam hidupnya sendiri-sendiri. Oleh karenanya, ia tidak dapat digantikan, dan hidupnya tidak mungkin dapat diulang. Jadi, setiap orang memiliki peluang unik untuk melaksanakan misi hidupnya masing-masing.

Sungguh, bagi orang yang takwa ada tempat yang aman dan bahagia. (QS An Naba'a 31).